Kabar gembira akan kemenangan Islam telah tersebar dimana-mana, al-hamdu lillah. Hari demi hari terdengar kabar kekalahan musuh Islam di berbagai penjuru dunia. Janji Alloh Subhanahu Wa Ta'ala benar-benar telah mendarat di bumi realita.
“Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang.” [QS. ash-Shaffāt (37): 171-173]
Semua pertolongan itu adalah semata-mata anugerah Alloh Subhanahu Wa Ta'ala. Hadir karena Alloh Subhanahu Wa Ta'ala Maha kuat lagi Maha perkasa. Beruntung sekali orang-orang yang Alloh Subhanahu Wa Ta'ala pilih menjadi pejuang-Nya.
“Alloh telah menetapkan:“Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang”. Sesung-guhnya Alloh Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” [QS. al-Mujādilah (58): 12]
Sesuai hikmah-Nya, di setiap kemenangan Islam tersebut pasti ada pahlawannya. Melalui tangan dan kiprah para pejuang (pahlawan) tersebut, Alloh Subhanahu Wa Ta'ala menampakkan sunnah-sunnah-Nya. Mereka adalah orang-orang yang menunaikan janji mereka kepada Alloh Subhanahu Wa Ta'ala, menjadi pejuang di jalan-Nya. Demikianlah kehendak Alloh Subhanahu Wa Ta'ala untuk menguji orang-orang beriman agar membuktikan keimanan mereka di alam nyata.
“Demikianlah apabila Alloh menghen-daki niscaya Alloh akan membinasa-kan mereka tetapi Alloh hendak menguji sebagian kamu dengan sebagian yang lain.” [QS. Muhammad (47): 4]
Turunnya ujian dan kesulitan di hadapan umat ini tidak lain agar lahir para pejuang. Melalui tangan-tangan mereka, Alloh Subhanahu Wa Ta'ala menggebuk dan meng-hinakan musuh-musuh-Nya, musuh-musuh mereka juga.
Saudaraku kaum muslimin.…
Kisah para shahabat menawarkan kita telaga penghilang dahaga dalam dunia perjuangan. Mereka adalah manusia-manusia terpuji yang paling bersegera dalam memenuhi seruan Rabb-nya.
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Alloh ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Alloh….” [QS. at-Tawbah (9): 100]
Ada poin penting dalam ayat di atas yang harus kita renungkan, yaitu:
“…dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik….”
Ini adalah gerbong yang memberikan peluang bagi kita untuk ikut mengisi-nya, sehingga kita pun mendapatkan:
“…Alloh ridha kepada mereka dan me-rekapun ridha kepada Alloh dan Alloh menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalam-nya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya.” [QS. at-Tawbah (9): 100]
Syaikh Rasyid Ridha Rahimahullah berkata:
“Tidak ragu lagi bahwa kebersamaan setiap orang yang beriman dengan para shahabat dalam keridaan Alloh dan pahala adalah sesuai kadar pengikutan mereka dalam hijrah, jika mereka menghadapi situasi yang mengharuskan hijrah, dan serta dalam jihad mereka dengan harta dan jiwa untuk menolong Islam.” (al-Manār: 16/11)
Pertolongan adalah anugerah terindah dan tertinggi, karena bertujuan untuk menjadikan kalimat (agama) Alloh Subhanahu Wa Ta'ala tinggi serta untuk menolong Rasul Salallahu Alaihi Wasalam dan para shahabatnya (Tafsir al-Qāsimiy: 3243/9).
Maka menjadi pejuang adalah puncak kemuliaan sekaligus hadiah Alloh kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih, tidak semuanya. Di antara deretan orang mulia tersebut adalah al-anbiyā’ (para nabi). Setiap nabi selalu ada dan berdiri tegak di sampingnya sosok-sosok gagah yang mencintai dan membelanya, serta mati-matian memegang kebenaran dan menyebarkannya.
Rasululloh Salalalhu Alihi Wasalam bersabda:
(( مَا مِنْ نَبِيٍّ بَعَثَهُ اللهُ فِي أُمَّةٍ قَبْلِي، إِلاَّ كَانَ لَهُ مِنْ أُمَّتِهِ حَوَارِيُّوْنَ وَأَصْحَابٌ، يَأْخُذُوْنَ بِسُنَّتِهِ وَيَقْتَدُوْنَ بِأَمِرِهِ، ثُمَّ إِنَّهَا تَخْلُفُ مِنْ بَعْدِهِمْ خُلُوْفٌ، يَقُوْلُوْنَ مَا لاَ يَفْعَلُوْنَ، وَيَفْعُلُوْنَ مَا لاَ يُؤْمَرُوْنَ ))
“Tidak ada seorang nabi pun sebelum-ku yang diutus Alloh kecuali selalu ada sosok yang menemani dan membelanya dari umatnya. Mereka senantiasa melaksanakan sunnah dan mematuhi perintah nabinya. Kemudian datang sesudah mereka orang-orang yang me-ngatakan apa yang tidak mereka lakukan, mengerjakan apa yang tidak diperintahkan.” (HR. Muslim)
Alloh Subhanahu Wa Ta'ala menjelaskan dalam al-Qur’an tentang hawāriyyun (penolong) Nabi Isa as yang bersegera menjawab seruan Rabbnya dengan cepat dan sigap ketika:
“…Siapakah yang akan menjadi peno-long-penolongku untuk (menegakkan agama) Alloh?”. Para hawariyyin (sha-habat-shahabat setia) menjawab: “Kamilah penolong-penolong (agama) Alloh, kami beriman kepada Alloh; dan sak-sikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.” [QS. Āli ’Imrān (3): 52]
Demikian halnya di sisi Nabi kita Salallohu'alaihiwassalam pun berdiri para pemberani yang mencintai beliau Salallohu'alaihiwassalam dari kalangan Muhajirin dan orang-orang mukhlis dari golong-an Anshar yang telah berbaiat untuk me-nolong dīn Alloh Subhanahu Wa Ta'ala. Tak mau ketinggalan, orang-orang yang datang sete-lah mereka.
“Dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman.” [QS. al-Anfāl (8): 74]
Dalam kitab-kitab terdahulu pun telah diceritakan sifat-sifat mereka:
“Muhammad itu adalah utusan Alloh dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama me-reka. Kalian lihat mereka ruku dan sujud mencari karunia Alloh dan keridha-an-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang menge-luarkan tunasnya. Maka tunas itu men-jadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya.” [QS. al-Fath (48): 29]
Alloh Subhanahu Wa Ta'ala telah menjanjikan kepada orang-orang seperti itu dengan keberuntungan dan kemenangan.
“Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolong-nya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang ber-untung.” [QS. al-A’rāf (7): 157]
Saudaraku kaum muslimin….
Zaman yang sedang kita tapaki hari ini butuh sebanyak mungkin pejuang (calon pahlawan). Di setiap medan perjuangan butuh sosok pribadi pahlawan sebagai wasīlah (perantara) turunnya pertolongan. Alloh Subhanahu Wa Ta'ala pun telah menurunkan ayat-Nya, menyeru mereka, di antaranya adalah kita, ya kita semua.
“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Alloh!” [QS. ash-Shaff (61): 14]
Maka jawablah segera seruan-Nya dengan memenuhi syarat-syaratnya. Supaya segera datang pertolongan-Nya. Akan tetapi ada satu hal yang jangan sampai luput dari perhatian, yaitu mengerti apa makna pertolongan. Jangan sampai pertolongan itu hanya sampai di alam perasaan, tidak riil di alam ke-nyataan. Atau menjalankan metode yang tidak sejalan dengan apa yang di-inginkan Rabb semesta alam. Jangan pula kita termasuk dalam apa yang disabdakan Rasululloh Salallahu Alaihi Wasalam:
“Mereka mengatakan apa yang tidak mereka lakukan, mengerjakan apa yang tidak diperintahkan.” (HR. Muslim)
Saudaraku kaum muslimin…
Jangan sampai kita diharamkan dari mendapat kemuliaan ini. Kemuliaan apa sebenarnya yang hendak kita cari? Adapun kalau kita tak mau jadi pejuang, Alloh akan datangkan suatu kaum sebagai pengganti manusia-manusia yang tak mau berjuang.
“Hai orang-orang yang beriman, ba-rangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Alloh akan mendatangkan suatu kaum yang Alloh mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Alloh, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Alloh, diberikan-Nya kepada siapa yang dike-hendaki-Nya dan Alloh Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui.” [QS. al-Mā’idah (5): 54]
JADILAH PEJUANG...!!!
Label: Muhasabah | author: Tim Embun TarbiyahPosts Relacionados:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar